Payakumbuh, Presindo.com –– Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba saja salah satu bakal calon walikota Kota Payakumbuh Almaisyar, mengeluarkan bukti transfer yang diduga adalah pembayaran (mahar) untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bukti transfer itu dikeluarkan di sebuah grup Whatapps Pilkada 50 Kota yang berisikan tokoh-tokoh dari Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh.
Tindakan Almaisyar ini sontak membuat kaget para anggota grup, apalagi dalam keterangannya dia tuliskan ‘pelunasan tahap 3’ senilai Rp 320 juta dan ditujukan ke rek atas nama Nikki Lauda Hariyona yang diketahui sebagai salah seorang Putera dari Ketua DPW PPP Sumatera Barat.
Menurut Pengamat Politik, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Kejadian itu menunjukkan buruknya tata kelola organisasi di PPP, utamanya di Sumatera Barat, juga merusak nama baik Almaisyar.
“Saat partai lain menolak konsep mahar, karena tendensi pada hal buruk, Almaisyar justru menunjukkan sisi terbalik, meskipun itu sangat mungkin realitas politik kita, tetapi dengan cara semacam ini PPP dan Almaisyar sama-sama kehilangan reputasi, terlebih PPP sendiri gagal lolos parlemen pada Pemilu 2024 lalu,” jelasnya.
“Kejadian ini jadi pembelajaran, tidak saja bagi Parpol, tetapi juga bagi tokoh yang hendak ikut kontestasi, bahwa tidak semua soal diselesaikan dengan cara suap,” kata Dedi.
Sementara itu Bakal Calon Wali Kota Almaisyar Datuak Bangso Dirajo Nan Kuniang tersebut mengatakan transferan tersebut adalah pembayaran untuk sewa kantornya bukan mahar untuk mendapatkan dukungan dari PPP untuk maju menjadi Calon Wali Kota Payakumbuh.
“Saya menyewa kantor kawan. Apa ada yang salah, sudah biasa saya transaksi bisnis. Ambo seorang Direktur di Perusahaan Nasional. Apa ada pembatasan bisnis,” ujar Almaisyar, Jumat (5/7/24).
Kemudian Nikki Lauda Hariyona setelah
dikonfirmasi melalui no WhatsAppnya 0******875 hingga berita ini diterbitkan belum memberikan keterangan apapun terkait transferan tersebut.(Sp/pi/den)