Forum Komunitas Peduli Sungai Batang Agam Dikunjungi Tim Penilai Tingkat Nasional, Wako Riza Falepi Apresiasi Kementerian PUPR

Payakumbuh, Presindo,com — Tim Penilai Lomba Komunitas Peduli Sungai (KPS) Tingkat Nasional melakukan visitasi ke Kota Randang untuk melakukan verifikasi dan kunjungan kepada Forum Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Kota Payakumbuh, Senin (8/8).

Kedatangan tim penilai yang terdiri dari Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Mochammad Amron didampingi Hari Suprayogi dan Sudarsono serta Ketua Tim evaluasi Tantri Anggraini itu disambut oleh Wali Kota Riza Falepi, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang Dian Karmila, Sekda Rida Ananda, Asisten II Elzadaswarman, Staf Ahli Elfriza Zaharman, Kadis Pol PP dan Damkar Dony Prayuda, Kepala Dinas PUPR Muslim, Camat Payakumbuh Barat Ul Fakhri.

Wali Kota Riza Falepi mengatakan pihaknya berkewajiban menjaga lingkungan hidup dan menjaga sumber sumber air yang ada bersama semua elemen masyarakat sehingga air dapat memberikan kehidupan bagi semua masyarakat, pihaknya pun terus mendukung program bersih sungai yang digalakan komunitas pecinta sungai melalui APBD dengan kegiatan pembinaan sejak 2018.

“Biasanya sungai menjadi halaman belakang suatu daerah tetapi di Kota Payakumbuh kita buat sungai menjadi halaman depan dan menjadi salah satu ikon Kota Payakumbuh. Disamping itu, eksistensi sungai Batang Agam juga memiliki potensi permasalahan yang harus segera dituntaskan seperti banjir, kelongsoran tebing sungai, sedimentasi dan perubahan alur sungai serta pencemaran air sungai,” ujarnya.

Ditambahkan wali kota dua periode itu, Pemerintah Kota Payakumbuh terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dimana selama kurun waktu 10 tahun terakhir, pelaksanaan pembangunan infrastruktur pada sungai Batang Agam telah melalui proses yang panjang dan melibatkan banyak stake holders terkait.

Riza menyadari sepenuhnya, pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun tidak akan maksimal jika hanya dilaksanakan oleh pemerintah Kota Payakumbuh melalui OPD terkait. Oleh karena itu, eksistensi masyarakat yang terdiri dari komonitas reptil, komonitas merpati, komonitas sketbor, komonitas arung jeram, komonitas radio, komonitas panahan, komonitas hidroponik, komonitas bonsai dan lain-lainnya.

Semua kemonitas ini disatukan dalam bentuk Forum Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Batang Agam (FKMPS-Ba). Dengan adanya forum komonitas ini sangat besar pengaruhnya baik dalam operasi, pemeliharaan, maupun pengawasan aktivitas sosial di sepanjang infrastruktur yang telah dibangun.

“Dimana saat ini sedang dilakukan pembahasan dengan DPRD terkait rancangan Perda Pembangunan Infrastrutur Berkelanjutan Di Kawasan Batang Agam. Karena permasalahan yang ada di sungai Batang Agam belum sepenuhnya dapat diatasi. Besar harapan kami Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera V dapat mengalokasikan kembali anggaran untuk lanjutan kegiatan pengendalian banjir sungai Batang Agam pada lahan yang sudah kami bebaskan, walaupun masa bakti kami akan berakhir pada bulan September ini,” Jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Muslim menjelaskan penataan sungai Batang Agam di kota Payakumbuh telah dikonsep pada awal periode Wali Kota Riza Falepi, pada tahun 2012 dilakukan penyiapan perencanaan, studi kelayakan, amdal, dan sebagainya.

Selanjutnya, kata Muslim, Kementerian PUPR melakukan pembangunan sapras pengendalian banjir dan penataan sungai dengan menghabiskan anggaran sekitar 211 miliar, dilaksanaan saat kepemimpinan Dirjen saat itu Hari Suprayogi.

“Beliau dulu telah datang ke Payakumbuh melihat kondisi sungai Batang Agam sebagai halaman belakang kota, sekarang beliau datang kembali saat Batang Agam telah menjadi halaman depan kota, kami sampaikan apresiasi yang besar atas perhatian Kementerian PUPR. Kita juga membina Forum Komunitas Peduli Sungai Batang Agam dan sudah kita daftarkan ke Kemenkumham. Forum Komunitas Peduli Sungai Batang Agam adalah satu-satunya komunitas peduli sungai yang terdaftar di Kemenkumham, ” ujarnya.

Muslim menambahkan, dalam meningkatkan kompetensi komunitas, Pemda melakukan pelatihan untuk berbagai komunitas dalam forum agar mereka terus dapat menjaga sungai, menumbuhkan rasa kepedulian dan semangat menjaga sungai.

“Dampaknya meningkatkan peran serta masyarakat, terpelihara sungai dari pencemaran dan sampah, serta tumbuh kegiatan kepariwisataan dan ekonomi kreatif,” tukuknya.

Sementara itu, Dirjen PSDA Hari Suprayogi menyebut lomba ini merupakan bentuk apresiasi dan motivasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada komunitas masyarakat yang turut berperan aktif dalam penyelamatan sumber daya air di Indonesia melalui Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA). Dan yang membuat batang agam masuk tiga besar, karena di sini banyak komonitas yang memanfaatkan sungai yang membuat sungai menjadi indah dan menarik.

“Dengan penguatan kelembagaan melalui pemilihan Komunitas Peduli Sungai diharapkan kedepannya semakin banyak partisipasi masyarakat dalam aksi penyelamatan air yang menjadi sumber kehidupan bagi kita semua,” katanya. (jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *