Limapuluh Kota, presindo.com — Inflasi merupakan salah satu penentu keberhasilan pembangunan ekonomi. Mendekati lebaran Idul Fitri, sejumlah komoditi menyumbang inflasi cukup tinggi di Lima Puluh Kota diantaranya cabai merah, beras, dan minyak goreng.
Untuk itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lima Puluh Kota bersama Bank Indonesia (BI), Bulog dan Forkopimda menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) di Ruang Rapat Bupati, pada Selasa, (26/03/2024).
HLM tersebut utamanya membahas upaya masing-masing instansi dalam menekan angka inflasi. Secara berurutan, Kepala Bulog Bukittingi Sri Wahyuni, Kepala Bank Indonesia Endang Kurnia Saputra, dan Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo memaparkan langkah-langkah jitu dalam menekan inflasi.
Dipandu Sekdakab Herman Azmar, HLM turut dihadiri oleh unsur Forkopimda, Kepala BPS Yudi Yos Elvin, Sales Brand Manager Pertamina Patra Niaga Rayon IV Sumbar Yudhistira, Para Asisten, dan sejumlah Kepala Perangkat Daerah Pemkab Lima Puluh Kota.
Bupati Safaruddin dalam pemaparannya mengatakan harus adanya kolaborasi dalam upaya antisipasi peningkatan harga terutama H-10 dan H+10 lebaran.
“Kesiapan pemerintah sangat diperlukan di tengah meningkatnya aktivitas dan mobilitas masyarakat di bulan Ramadan. Sinergitas TPID sangat diperlukan khususnga dalam stabilisasi harga, pengelolaan permintaan, kelancaran distribusi serta ketersediaan bahan pokok,” ungkapnya.
Bupati lebih rinci mengatakan ada sejumlah langkah pengendalian inflasi yang telah dilakukan oleh TPID Lima Puluh Kota diantaranya, alokasi APBD senilai Rp.13 Milyar untuk penanggulangan inflasi di tahun 2023 yang tersebar di 8 OPD. Kemudian pemantauan harga bahan pokok setiap hari oleh petugas Dinas Pangan, pemantauan langsung Forkopimda Lima Puluh Kota, pengecekan stok beras di Bulog, bantuan pangan bagi 3000 KK miskin ekstrem dan Gerakan Pangan Murah di sejumlah titik di Lima Puluh Kota. “Terselenggaranya HLM TPID 2024 diharapkan dapat terciptanya kolabarasi seluruh stake holder demi menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota dengan nilai 4,55% di tahun 2023,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Endang Lestari mengatakan ada sejumlah komoditi yang akan berpotensi meningkatkan inflasi di Lima Puluh Kota yakni beras dan cabe. Ia mendukung penuh upaya TPID melalui pelaksanaan gerakan pangan murah di sejumlah titik di Kabupaten Lima Puluh Kota.
“Bank Indonesia siap membantu memfasilitasi biaya biaya perlengkapan dan biaya fasilitas lainnya serta ongkos angkut komoditas pangan dalam penyelenggaraan GPM,” tuturnya. (crp)