Terkendala Anggaran, Pembangunan Balai Adat Sempat Terhenti

Limapuluh Kota, Presindo — Akhirnya momentum yang di tunggu – tunggu Nagari Batu Payuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat tiba, Hal tersebut lantaran Balai Adat yang di gagas sejak beberapa tahun lalu telah dilanjutkan pengerjaannya. Berkomitmen untuk mempercepat pembangunan rumah adat yang ditargetkan menjadi ikon baru di jorong subarang aia.

Walinagari Batu Payuang, Al Aswandi, dalam pernyataannya di Batu Payuang pada Minggu 23 Juni 2024 mengungkapkan, bahwa pengerjaan Balai Adat itu akan segera dilanjutkan pengerjaannya. Sehingga bisa segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat adat untuk berbagai kegiatan adat.

“Mudah-mudahan dengan percepatan pekerjaan yang meliputi penambahan tukang dan jam kerja, proyek ini dapat terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Mudah mudahan segera dapat diselesaikan dan difungsikan sebagaimana mestinya,” ungkap Wali Nagari Batu Payuang, Al Aswandi.

Dia juga menyebut pembangunan Balai Adat itu sudah dilakukan secara swadaya sejak beberapa tahun lalu. Namun, akibat biaya pembangunan tidak cukup maka pembangunan Balai Adat sempat terhenti beberapa tahun. Sementara pengerjaan saat itu baru berupa kerangka dan belum diatap. Diperkirakan pengerjaan baru sekitar 60 persen.

Sementara itu Ketua Pembangunan Balai Adat di Nagari Batu Payuang, Effian Riz Dt. Rangkayo Mulie, menyebut kalau untuk pembangunan Balai Adat yang terletak di Jorong Seberang Air berhadapan lansung dengan pasar Nagari Batu Payuang yang sedang di bangun itu sudah menghabiskan anggaran puluhan juta, namun belum siap.

Untuk melanjutkan pembangunan Balai Adat yang sempat terbengkalai beberapa tahun itu, Dt. Rangkayo Mulie, menyebut dibutuhkan anggaran puluhan juta lagi. Mengingat kebutuhan seperti atap atau gonjong, plaster luar dalam, lantai dan jendela serta kebutuhan lainnya seperti listrik, air dan kebutuhan penunjang lainnya.

“Harapan saya mari kita bersama-sama menyelesaikan Balai Adat yang sempat terbengkalai ini untuk dituntaskan pengerjaanya sehingga bisa digunakan. Kita harapkan juga bantuan moril dan materil dari dunsanak kita dimanapun berada, agar biaya untuk pembangunan Balai Adat ini tersedia,” harapnya.

Keinginan Dt. Rangkayo Mulie dengan selesainya Balai Adat ini tentu supaya kegiatan adat dengan berbagai persoalan adat bisa diselesaikan di Balai Adat.
“Harapan saya, ingin mambangkik batang tarandam baliak, di fungsikan Balai untuk biang cabiak gantiang putuih / menyelesaikan sengketa2 adat , waris dll, mengangkat harkat martabat ninik mamak di mato anak kamanakan, jo urang kampuang dan arena untuk menghidupkan kesenian tradisional baliak seperti randai, silat, pelatihan pasombahan dll,” harapnya.

Bagi masyarakat atau dunsanak yang berkenan membantu untuk pembangunan Balai Adat itu dapat mengirimkannya melalui rekening BRI UNIT GADUT, 549901028933534 a/n. Panitia Pembangunan Balai Adat. (@dy)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *