Ngeri! IRT Diduga Bunuh Diri Akibat Terlilit Utang Rentenir di Kabupaten Limapuluh Kota

Limapuluh Kota32 Dilihat

Limapuluh Kota, Presindo –Diduga terlilit hutang kepada rentenir,

seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) warga Kabupaten 50 Kota berinisial RS (54) warga Kecamatan Lareh Sago Halaban nekad mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dirumah mereka. Peristiwa itu mengejutkan masyarakat dan pihak keluarga, sebab mereka tidak menduga korban akan melakukan perbuatan itu.

Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh suami korban pada Sabtu 27 Juli 2024 sekitar pukul 05.00 Wib. Saat itu suami korban berinisial Y yang bangun Shubuh hari meminta istri tercintanya untuk memasak nasi, usai itu ia kembali melanjutkan tidur, sementara sang istri menuju dapur untuk memasak nasi seperti permintaan suaminya itu.

Sekitar lima belas menit kemudian, Suami korban yang tidak lagi mendengar aktivitas istrinya itu, mencoba mencari keseluruhan ruangan, namun wanita yang menjadi pendamping hidupnya itu tidak juga ditemukan. Hingga korban ditemukan oleh sang suami dibagian dapur dengan kondisi tergantung. Jasad korban selanjutnya diturunkan sejumlah saksi dan membuka tali ikatan korban dari leher, setelah itu saksi mengangkat Korban ke dalam ruangan rumah.

Peristiwa itu lantas diberitahukan kepada sejumlah warga hingga tetangga dan warga termasuk pihak kepolisian berdatangan ke lokasi kejadian.

” Iya, kita menerima adanya laporan dari masyarakat terkait dugaan warga di Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota yang diduga melakukan aksi gantung diri. Setelah mendapatkan informasi itu kita dari Polres(Satreskrim) dan anggota Polsek Luhak langsung turun ke TKP,” Ucap Kapolres Payakumbuh, AKBP. Ricky Ricardo melalui Kasat Reskrim, AKP. Doni Prama Dona didampingi Kapolsek Luhak, AKP. Rika Susanto, Sabtu (27/7 2024).

AKP. Doni juga menambahkan, dari keterangan yang diperoleh dari sejumlah saksi, korban Y diduga nekad melakukan aksi gantung diri karena terlilit hutang dan diduga tak mampu lagi untuk membayar kepada rentenir, sehingga ia kalap mata dan memilih jalan singkat itu.

” Menurut keterangan dari saksi, korban ada permasalahan dengan hutang piutang, sebab sebelum kejadian korban sempat mengeluh kepada Saksi yang juga suaminya bahwa ia ( korban) tidak sanggup lagi dengan Hutang , Korban juga sempat menyampaikan ke pada saksi bahwa dia akan bunuh diri dikarenakan banyaknya hutang ke rentenir,” ujar AKP. Doni menambahkan.

Petugas Medis yang datang ke Lokasi keiadian dan melakukan pemeriksaan menyebutkan bahwa ditubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.
Sehingga pihak keluarga merelakan kepergian anggota keluarga mereka dan menolak untuk dilakukan autopsi.

” Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan ditubuh korba, pihak keluarga Korban Menolak melakukan Otopsi dalam terhadap Korban karna Keluarga menerima Kematian Korban dengan Ikhlas dan keluarga Korban membuat Surat Pernyataan yang diketahui oleh Tokoh Masyarakat.” Tutup AKP. Rika Susanto.

Persoalan bunuh diri dengan cara gantung diri karena persoalan hidup (ekonomi) bukan kali ini saja terjadi di daerah dengan 13 Kecamatan itu, tahun-tahun sebelumnya peristiwa itu juga kerap terjadi. Hal ini tentu harus jadi perhatian serius Pemerintah Daerah, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutamanya dalam pengentasan kemiskinan. Agar tidak ada lagi warga/masyarakat yang nekad gantung diri karena alasan hutang ataupun perut yang kosong. (@dy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *