Warga Landai Sampaikan Aspirasi, Harapan, dan Asa di Depan Pengadilan Negeri Tanjung Pati

Limapuluh Kota, Presindo.com.– Ratusan warga dari berbagai unsur masyarakat kembali turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka terkait persoalan sengketa tanah yang hingga kini belum menemukan titik terang. Kamis, 25 September 2025, massa berkumpul di Hulu Aia, Nagari Harau, sebelum melakukan longmarch menuju Pengadilan Negeri Tanjung Pati, Kabupaten Limapuluh Kota.

Dengan suara lantang dan penuh semangat, warga menyampaikan harapan besar agar lembaga peradilan dapat menjadi benteng terakhir keadilan. Mereka menuntut agar hak-hak tanah yang disebut dirampas tanpa kesepakatan dikembalikan, serta meminta proses hukum dijalankan dengan jujur, adil, dan transparan.

“Kami datang bukan untuk membuat gaduh, melainkan untuk mencari keadilan. Kami ingin hak kami dikembalikan, jangan sampai rakyat kecil terus terpinggirkan,” seru salah seorang Ibu sebagai orator aksi di depan pengadilan siang itu.

Sepanjang perjalanan, massa membawa spanduk bertuliskan tuntutan mereka serta menyuarakan yel-yel perjuangan. Aspirasi yang dibawa bukan hanya jeritan hati warga yang merasa dirugikan, tetapi juga asa agar aparat penegak hukum dan pemerintah daerah berpihak pada kebenaran.

Rute aksi dimulai dari Hulu Aia menggunakan kendaraan roda dua dan mobil pikap, sebelum kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju titik utama di Pengadilan Negeri Tanjung Pati. Selanjutnya, massa juga berencana mendatangi DPRD Kabupaten Limapuluh Kota sebagai lembaga representasi rakyat.

Aksi damai ini menjadi perhatian luas publik karena isu sengketa tanah yang menyeret nama sejumlah pihak dinilai telah menimbulkan keresahan mendalam di tengah masyarakat. Warga menaruh asa besar agar lembaga pengadilan benar-benar menjadi tempat mencari keadilan, bukan sekadar formalitas hukum.

“Harapan kami sederhana, jangan ada lagi rakyat kecil yang dizalimi. Pengadilan harus berpihak pada kebenaran, karena dari sinilah nasib kami dipertaruhkan,” ungkap seorang warga dengan suara bergetar.

Dengan aspirasi yang berapi-api, warga Landai menitipkan doa dan harapan agar perjuangan mereka berbuah hasil. Bagi mereka, keadilan bukan hanya kata-kata, melainkan napas perjuangan untuk mempertahankan hak hidup di tanah yang mereka cintai.

(Eka Yahya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *