PITDA Sumbar Gelar Seminar dan Testimoni Tentang Transplantasi Ginjal di Payakumbuh

Payakumbuh, Presindo — Pertemuan Ikatan Perawat Dialisis Daerah (PITDA) Sumatera Barat yang digelar Pengurus Wilayah (PW) seminar dan testimoni tentang transplantasi ginjal dan CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) pada penyakit ginjal kronik. Kegiatan seminar Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) berlangsung di gedung SKB Payobadar, Kota Payakumbuh pada, Minggu (12/11) pagi.

Kegiatan itu juga diikuti pasien Hemodialisa RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh, kegiatan yang mengangkat tema Peningkatan Pelayanan Dialisis Menuju Kualitas Hidup Pasien yang lebih baik itu juga diikuti kepala Puskesmas se-Kota Payakumbuh, kepala Puskesmas se- Limapuluh Kota, dokter penanggung jawab dan dokter ruangan unit hemodialisa diseluruh rumah sakit yang memiliki unit hemodialisa di Sumatera Barat.

Gemmelia, Ketua Pelaksana Kegiatan menyebutkan bahwa Pertemuan Ilmiah Tahunan Daerah (PITDA) merupakan agenda tahunan IPDI yang diadakan satu tahun sekali, dengan tujuan menambah dan mengupdate ilmu terbaru khususnya di bidang dialysis bagi anggota IPDI dan masyarakat.

Kegiatan yang digelar di Kota Payakumbuh saat ini sedikit istimewa, karena waktunya bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional ke 59. Adapun tema PITDA tahun 2023 ini adalah Peningkatan Pelayanan Dialisis Menuju Kualitas Hidup Pasien yang lebih baik dan topik/tema seminar saat ini adalah tentang Transplantasi Ginjal dan CAPD pada Penyakit Ginjal Kronik.

” Iya, dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Daerah yang kita gelar hari ini kita mengangkat tema tentang Transplantasi Ginjal dan CAPD pada Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Kami angkat tema ini karena masih banyak masyarakat, maupun tenaga kesehatan (NAKES) maupun pasien yang belum terpapar secara gamblang apa dan bagaimana kelebihan dan kekurangan masing-masing modalitàs terapi PGK,” ucap Gemmelia saat membuka kegiatan.

Kepala Ruangan (KARU) unit Hemodialisa, RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh itu juga menambahkan, dalam kegiatan yang digelar juga akan didapatkan informasi terkait langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menjalani terapi ini dan bagaimana pembiayaannya.

” Kami berharap setelah mengikuti seminar dan testimoni ini semakin bertambah wawasan kita tentang berbagai pilihan terapi pasien-pasien PGK sehingga pasien tidak ragu-ragu untuk mencoba modalitas terapi lain selain Hemodialisis, yaitu Transplantasi Ginjal dan CAPD.” Jelasnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dukungan dari Pernèfri Sumbar Riau Kepri dan IPDI PW Sumbar, Dinas Kesehatan serta PPNI Kota Payakumbuh yang memberikan dukungan hingga berlangsungnya kegiata.

” Terima kasih kepada semua pihak dan kawan-kawan panitia pelaksana yang telah bekerja keras hingga acara kita ini bisa terlaksana.” Ucap Istri tercinta Kapolsek Luhak, AKP. Rika Susanto itu.

Dari data laporan tahunan unit Hemodialisa RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh Maret 2023, jumlah pasien yang rutin menjalani hemodialisis (cuci darah) sebanyak 65 orang. Dari keseluruhan pasien yang cuci darah di RSUD dr Adnaan WD, belum ada yang menjalani transplantasi ginjal. Dan tindakan transplantasi ginjal dimaksud belum bisa dilakukan di Kota Payakumbuh. Tetapi, di RSUP dr M Djamil Padang, hingga tahun 2023 telah belasan pasien berhasil dilakukan operasi transplatasi ginjal, pembiayaannya ditanggung penuh oleh BPJS kesehatan.

” Untuk jumlah pasien yang menjalani cuci darah di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh mencapai puluhan orang. Namun belum ada ada yang menjalani transplantasi ginjal. Untuk Operasi transplantasi ginjal bisa dilakukan di RSUP dr. M. Djamil Padang dengan biaya ditanggung BPJS Kesehatan.” Tutup Gem.

Seminar yang digelar dalam rengka Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2023 iti melibatkan dokter penanggung jawab dan dokter ruangan unit hemodialisa, serta mengundang dokter spesialis penyakit dalam yang sangat menguasai tentang penyakit gagal ginjal. Narasumber juga penyintas, pernah mengalami gagal ginjal dan melakukan transplantasi ginjal. Selain membahas ilmiahnya, narasumber juga akan memberikan testimoninya.

Diantaran narasumber yang hadir dalam kegiatan itu, dr. Drajat Priyono, Sp.PD – KGH (Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi), dr. Yanuar Hamid, Sp.PD, MARS, (dokter spesialis penyakit dalam sekaligus penyintas, dan pernah transplatasi ginjal), dr. Rahmi Rafdinal (pejuang penyakit ginjal yang memahami tentang continuous ambulatory peritoneal dialysis) serta Ns. Hilma, S.Kep.

TRANPLANTASI GINJAL AMAN

Sementara dr. Drajat Priyono, Sp.PD – KGH (Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi menyebutkan bahwa Tranplantasi Ginjal aman, sehingga masyarakat tidak perlu takut, sebab sudah banyak yang menjalaninya.

Untuk terapi pengganti Ginjal ada tiga, namun yang terbaik adalah transplantasi ginjal. Kendala yang ada sampai saat ini adalah pendonor. Kendala pendonor sering mengakibatkan proses Tranplantasi terhambat. Selama ini untuk pendonor dari keluarga cukup bagus, tidak ada masalah.

Yang jadi persoalan apakah si pendonor baik keluarga maupun orang lain yang jadi pendonor aman, ini yang sering jadi pertanyaan. Sejauh ini orang-orang yang mendonorkan satu ginjalnya masih bisa hidup normal seperti orang-orang biasanya.

” Iya, kita tahu bahwa terapi pengganti Ginjal itu ada tiga, ada hemodialisis, CAPD (Continous Ambolatory Peritoneal Disease) dan transplantasi ginjal. Memang sampai saat ini yang terbaik tentu Tranplantasi Ginjal. Yang jadi persoalan apakah si pendonor baik keluarga maupun orang lain yang jadi pendonor aman, ini yang sering jadi pertanyaan. Sejauh ini orang-orang yang mendonorkan satu ginjalnya masih bisa hidup normal seperti orang-orang biasanya,” tegas Drajat.

Ia juga menambahkan, meski dengan satu ginjal orang (pendonor) akan tetap hidup normal. Sebagai contoh ia menyebutkan seorang pendonor di Jakarta yang berusia muda, 20 tahun yang memberikan satu Ginjalnya untik sang paman.

” Di Jakarta ada Pendonor usia muda 20, ia berikan ginjal untuk sang paman yang berusia 52 tahun. Artinya apa, kita tidak perlu cemas mendonorkan Ginjal dan bisa hidup dengan sehat asalkan tetap menjaga kesehatan, kontrol teratur sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit. Ujarnya.

Sebab percuma jika mempunyai dua ginjal namun pola hidup tidak sehat/acak-acakan, selalu makan makanan cepat saji yang mengandung terlalu banyak Karbohidrat, lemak dan protein sehingga memperberat kerja Ginjal yang mengakibatkan umur Ginjal jadi singkat.

Sementara, dr. Yanuar Hamid, yang pernah menjalani Transplantasi Ginjal saat memberikan testimoni menyebutkan bahwa salah satu penyebab gagal ginjal adalah Hipertensi yang bisa disebabkan karena faktor keturunan. Sementara terkait calon pendonor dalam Tranplantasi Ginjal yang paling baik adalah keluarga.

” Salah satu penyebab gagal ginjal adalah Hipertensi yang bisa disebabkan karena faktor keturunan. Sementara terkait calon pendonor dalam Tranplantasi Ginjal yang paling baik adalah keluarga,” ucapnya.

Lebih jauh ia menceritakan bahwa agar tidak terjadi penolakan terhadap ginjal yang diterima oleh tubuh sipenerima, maka donor yang paling baik adalah dari keluarga yang satu ayah dan ibu.

” Agar tidak terjadi penolakan dalam tubuh yang bisa mengakibatkan ginjal yang diterima akan rusak, maka donor yang paling baik adalah dari keluarga yang satu ayah dan ibu.” Tutup pria yang mendapatkan donor dari adik perempuannya itu.

Transplantasi merupakan rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan atau jaringan organ tubuh manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat atau jaringan organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

Dikutip dari web p2ptm.kemkes.go.id, diantara fungsi Ginjal adalah mengeluarkan sisa-sisa produk dari tubuh, menyeimbangkan cairan tubuh, memproduksi sel darah merah, mengatur tekanan darah, Menyaring 120 – 150 liter darah per hari serta mengaktifkan Vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi. (Ady)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *