Guru SMA di Payakumbuh Dibekali Bimtek Digitalisasi Pembelajaran, Supardi : Jika tak Miliki Motivasi Mengelola Aplikasi, Tetap Terbelakang

Bukittinggi, Presindo — Tuntutan dunia pendidikan semakin tinggi. Disaat guru dituntut menguasai teknologi secara maksimal, beragam kompetensi lain juga harus menyertai. Targetnya, guru harus siap menyambut masa depan yang lebih cerah.

Sasaran yang hendak dicapai tersebut, tidak bisa dipandang sebelah mata. Kemajuan teknologi yang sangat cepat, tidak sebanding dengan kemampuan guru mengikutinya. Ketika hal tersebut diikuti, atau disaat guru berkonsentrasi penuh mengikutinya, persoalan lain justru terjadi

“Guru cenderung tidak mampu memahami karakter peserta didiknya karena terlalu konsentrasi pada pelajaran tanpa mempelajari karakter siswanya,” kata Ketua DPRD Sumbar Supardi, ketika Bimtek Digitalisasi Pembelajaran bagi Guru SMA sekota Payakumbuh, di Bukittinggi, Rabu 26 Juli 2023.

Supardi mengingatkan, jika guru hanya memiliki perhatian kepada pelajaran, lalu memahami karakter peserta didiknya terabaikan, maka dikhawatirkan, justru akan menjadi bom waktu dikemudian hari.

Ia kemudian membeberkan hasil survei sebuah lembaga berkompeten, KPA. Katanya, sebuah SMK di Payakumbuh ditemukan sebuah hasil survei mengejutkan. Sebanyak 10 dari satu kelas di salah satu SMK, ternyata siswanya terlibat LGBT.

Kondisi ini, katanya, tentu memprihatinkan. Terhadap hal tersebut, maka, kata Supardi, setiap guru harus memiliki kemampuan untuk memahami karakter siswanya. Jangan diabaikan.

MEMBEKALI GURU

Supardi menyebutkan, makanya dalam Bimtek kali ini, juga diberikan bekal terkait psikologi. Bekal psikologi yang dimiliki guru diharapkan mampu menjawab kebutuhan tersebut. Sejalan dengan kemajuan zaman, maka tingkat perangai siswanya juga berbeda. Perkembangan tersebut juga harus diikuti kemampuan guru untuk mengetahui atau memahaminya.

Ia kemudian mengambil contoh kasus yang baru-baru saja terjadi di Limapuluh Kota. Seorang guru merekam muridnya yang sedang emosi. Murid tersebut mampacaruik-an (mengatai gurunya dengan kata-kata kotor). Video tersebut beredar secara luas. Beragam tanggapan muncul.

“Siapa yang salah, atau apa yang salah dari kejadian tersebut,” kata Supardi sembari menyebutkan, betapa memprihatinkannya kondisi pendidikan hari ini.

Lalu, katanya, dari apa dan siapa yang salah, kejadian tersebut harus dijadikan pelajaran berharga bagi semua. Semua komponen harus melakukan introspeksi diri. Terkait tantangan dan kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi, Bimtek yang berlangsung selama empat hari tersebut, membekali seluruh peserta untuk terampil menggunakan teknologi sehingga dapat menyikapi kebutuhan dalam menghadapi dan menjalani pembelajaran.

Kendati demikian, kata Supardi, bukan berarti sudah puas dengan penggunaan aplikasi yang sudah dikuasai, tetapi tolok ukurnya adalah bagaimana setiap guru memiliki motivasi untuk mengelola aplikasi tersebut. Jika tidak memiliki motivasi mengelolanya, maka akan selalu terbelakang, sebab teknologinya terus bergerak dan berkembang.

Supardi juga menyebutkan, sejumlah pembekalan yang sudah diberikan kepada guru SMA di Payakumbuh, khususnya melalui program Bimtek Digitalisasi Pembelajaran bagi Guru SMA sekota Payakumbuh, diharapkan menjadi motor penggerak peningkatan SDM guru dan sekaligus akan memberikan pembeda kualitas guru-guru di Payakumbuh dengan kota dan kabupaten lain.

KOLABORASI

Supardi yang juga pernah menjadi guru tersebut juga mengingatkan arti penting sebuah kolaborasi, khususnya kolaborasi antar sekolah, kolaborasi di sekolah mau pun kolaborasi sesama guru. Kolaborasi tersebut akan bermuara baiknya suasana antar guru, lingkungan sekolah dan antar sekolah.
Ajakan kolaborasi tersebut disampaikannya, sebab Supardi melihat dan merasakan masih tingginya tingkat persaingan antar guru.

“Jika persaiangan antar guru tersebut dibiarkan, atau Kepala Sekolah tak mampu mengakomodir atau menyelesaikannya, dikhawatirkan suasana sekolah tidak akan kondusif,” kata Supardi sembari menyebutkan, kekuatan sesungguhnya adalah pada tim yang kuat.

Agus Hilaluddin, instruktur pada Bimtek tersebut menyebutkan, tingginya tuntutan terhadap tugas seorang guru, sesungguhnya sudah diketahui dan dipahami orang sejak dahulu. Seorang guru adalah sosok yang selalu menjadi acuan, panduan dan teladan bagi setiap orang

Menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela kegiatan, Agus Hilaluddin menyebutkan, ada sedikit pergeseran yang membedakan guru dahulu dan sekarang.

“Masa lalu, mereka yang menjadi guru sudah diimpikan sejak kecil. Sekarang, mayoritas banyak yang tidak, sehingga rasa yang ada pastilah berbeda,” katanya

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar Barlius, mendukung program yang berasal dari Pokir Supardi tersebut. Aplikasinya langsung menyentuh sasaran. Titik yang disasar sangat membutuhkan peningkatan kapasitas SDM yang berhubungan langsung dengan tuntutan mereka hari ini dan masa datang.

Barlius juga mengatakan, komitmen Ketua DPRD Sumbar Supardi mewujudkan Kota Payakumbuh menjadi Kota Digital, khususnya dibidang Pendidikan, sangatlah besar.

“Beliau sangat fokusnya,” kata Barlius.

Bimtek Digitalisasi Pembelajaran bagi Guru SMA sekota Payakumbuh dilaksanakan di Hotel Rocky Bukittinggi, 24 – Juli 2023. Diikuti 200 peserta, terbagi dalam 4 angkatan. Peserta dibekali keterampilan terkait digitalisasi bahan ajar. Mereka dimentori oleh beberapa pakar untuk merancang bahan ajar digital, dan penggunaan aplikasi (Ady/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *